Kamis, 24 November 2011

Kajian Keislaman

KRITISISME ATAS PERAYAAN MAULID

Polemik tentang perayaan Maulid Nabi di era multikultural , tidaklah menjadi persoalan yang urgen untuk diperdebatkan. Sebab secara historis, Perayaan Maulid Nabi saw sudah merupakan bagian dari tidak hanya tradisi keagamaan, namun jg sudah menjadi tradisi dan budaya lokal masyarakat, khususnya di Indonesia _ bahkan bila melihat sejarah tradisi perayaan Maulid Nabi sudah menjadi tradisi Dunia. Di Indonesia sendiri , prayaan Maulid Nabi saw. telah dijadikan sebagai salah satu Hari Besar Islam. Oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu dikemukakan disini :
1. Dilihat dari segi sejarahnya, nampaknya tidak bijak jika perayaan Maulid Nabi harus ditiadakan secara serta merta dengan mengesampingkan konteks sejarahnya, aspek2 lokalitas, kebersamaan, dan kepentingan2 nasional lain, disaat memudarnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia saat ini.
2. Perayaan maulid Nabi yang kita adakan, sebenarnya menyimpan potensi besar yang mesti dilestarikan sepanjang masa. Misalnya : menggalang dan mempererat ukhuwah Islamiyah (persaudaraan antar umat islam) , Ukhuwah Basyariyah ( persaudaraan berdasarkan kemanusiaan) dan Ukhuwah wataniyah ( persaudaraan berdasarkan nasionalisme).
3. terkadang kegiatan Maulid Nabi , tidak jarang mengandung kegiatan yang berbau syirik, foya2, berjoget ria dll. Jika keadaan demikian, maka yang dibuang adalah kegiatannya yang menyimpang, bukan kegiatan maulidnya.
4. mempertahankan tradisi -2 yang selama ini dilakukan dengan berbagai argumen dan dalil, terkait dengan pandangan yang berbeda tentang perayaan Maulid Nabi, yang tentunya juga tidak diragukan otoritasnya. dan disinilah saling sikap menghargai antar sesama islam meski berbeda pendapat. agar Umat silam tidak terpecah belah secara keseluruhan.
5. Mau melihat dan mengakui secara jujur atas heterogenitas budaya, etnis dan agama yang dimiliki bangsa Indonesia. Jika tidak , maka segala potensi yang dimiliki bangsa indonesia hanya tinggal kebanggaan dan kenangan.
6. Di era multikultural ini kiranya , ada banyak hal yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan sebelum memutuskan suatu perkara terutama terkait tentang keagamaan dan keummatan. khususnya tentang aspek lokalitas, tradisi, budaya , norma dan sistem nilai yang berkembang di tengah ummat. sebab, tujuan ditegakkannya syariat adalah semata-2 untuk kemaslahatan ummat.

Perayaan Maulid Nabi tidak perlu menjadi bahan perdebatan yang menjadi sebuah polemik, namun yang paling penting adalah untuk dijadikan sebagai Ibrah, pelajaran dalam peringatan Maulid Nabi yang dapat diambil hikmah dan manfaat bagi peringatan tersebut. Sangat tidak bijak rasanya bila kita mengesampingkan segala pelajaran baik dari perenungan atas kelahiran Nabi saw. yang kita kenal sebagai pilihan Tuhan, yang tingkat amanahnya, adil, kejujuran, moralitas, humanitas, egalitas , pluralitas yang begitu tinggi , sehingga disebut "Rahmatan Lil Al- Alamin".

Dengan demikian,makna yang perlu digali dari peringatan Maulid Nabi saw adalah mengingat dan merenungkan kembali kelahiran nabi Muhammad saw. dimana keberadaan mampu menjadikan masyarakat yang berperadapan (mutamaddin) , selanjutnya kita dituntut untuk dapat mengikuti dan meneladani Nabi Muhammad saw. dalam seluruh perilakunya.

Perayaan Maulid Nabi Muhammad saw, diadakan semata2 untuk menunjukkan tentang prototipe beliau sebagai wujud manusia yang sempurna (insan al-kamil). yang mana kelebihannya tidak dimiliki oleh ummat nya yang lain .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar